Rabu, 09 November 2011

Video Porno Dan Game Pembentuk Pribadi Sadis

Rahwat Awivi (25), pembunuh ibu dan anak di Koja, Jakarta Utara, memiliki kecanduan pada video game dan film porno. Kedua hal ini yang diduga mempengaruhi Rahmat untuk melakukan pembunuhan sadis serta tindakan asusila. Hal tersebut diketahui dari hasil penelitian kejiwaan yang dilakukan oleh penyidik Polda Metro Jaya. Menurut Kabid Psikolog Biro Sumber Daya Manusia Polda Metro Jaya AKBP Arif Nurcahyo, dari hasil pemeriksaan tim psikolog, tidak ditemukan adanya penyimpangan secara kejiwaan dari Rahmat Awiwi. "Dia sadar apa yang dia lakukan. Dia bisa berkomunikasi dengan baik dan mengerti ruang spasial," ucap Nurcahyo saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Rabu (2/11/2011). Namun menurut Arif apa terjadi terhadap Rahmat adalah terkait pengalamannya di masa kecil, diduga pola asuh pria ini salah sejak kecil, yang akhirnya membuat super ego Rahmat menjadi tidak terarah. "Dia lebih banyak di jalanan, sering bolos dan terstimulasi untuk main game," ucapnya. Dikatakan Arif, Pelaku mulai mengenal game melalui internet sejak masih duduk di bangku SMP. Ketika beranjak remaja, Rahmat kemudian bereksplorasi hingga menonton video porno. "Dia menjadi addict terhadap situs-situs porno dan video porno. Bahkan di tempat kerja pun, dia sering menonton video porno melalui handphonenya," katanya. Kecanduannya terhadap video porno ini merangsang biologisnya. Di dunia nyata, ia kemudian menguji cobakan tontonannya itu dengan melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, dimana Hertati, korban yang mayatnya dibuang didalam kardus TV merupakan pengalam pertama Rahmat melakukan hubungan seksual. "Dia sudah kecanduan video porno, sampai tidak tahan kalau sehari saja dia enggak nonton. Dia pun melakukan pengalamannya pertama dengan korban," jelas Nurcahyo. Rahmat memilih Hertati sebagai 'bahan' eksperimen karena Hertati dianggap memiliki sosok figur ibunya. Semasa kecil, Rahmat kurang mendapat perhatian ibunya. "Karena bapaknya berlayar, ibunya kemudian menikah lagi. Semasa kecil ini, dia jarang mendapat perhatian ibunya. Dia ini tidak memiliki sejarah kekerasan dan perilaku seksual menyimpang selama hidupnya. Hanya keluarga yang broken home membuat dia tidak mendapat norma-norma sosial yang bisa dijadikan pegang dia sampai dewasa," jelas Nurcahyo Selain lebih intens dengan Hertati, hampir bersamaan dengan itu juga, dia melakukannya dengan pacarnya, Intan. Namun, Rahmat tidak siap dengan tanggung jawab dan konsekuensi dari seringnya melakukan hubungan intim. "Dia hanya meniru apa yang ada di dalam video porno, jadi ketika Hertati meminta tanggung jawab dari janin hasil hubungan gelap mereka, Rahmat tidak siap dan kemudian mengambil jalan pintas dengan menghabisi korban. Cara dia menghabisi juga terpengaruh dari video game," jelasnya. Selain itu, tindakan Rahmat mencabuli ER (6), anak Hertati juga tidak bisa digolongkan jika pelaku adalah seorang Pedofilia. Menurut Nurcahyo berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, pelaku mengaku hal itu hanya sekedar coba-coba. "Seleranya itu-itu saja saya. Dia hanya eksperimen. Dia baru pertama kali, dia membunuh ER karena anak itu memergokinya tengah menghabisi Hertati, jadi belum tentu dia pedofil. Babeh itu pedofil," ucapnya. Lebih jauh Nurcahyo mengatakan selama pemeriksaan, Rahmat juga tampak tenang. Tidak ada raut penyesalan di mukanya. Rahmat memang menyatakan rasa penyesalannya, tapi itu tidak ditunjukkan dari sikapnya selama pemeriksaan. "Enggak ada menyesal, dia bilang hanya takut ketahuan makanya mayat itu dibuang di tempat terpisah," ujar Nurcahyo. Selain itu Kabid Psikolog Biro Sumber Daya Manusia Polda Metro Jaya ini juga mengaku kaget karena Rahmat yang mengaku baru pertama kali melakukan pembunuhan bisa sangat rapi dalam menghilangkan jejak dan sangat terencana. "Dia memasukan petunjuk semu berupa foto bocah laki-laki, kartu nama untuk menipu. Dia mengaku sering membaca berita kriminal dan timbul ide untuk mengelabuhi polisi. Ini menunjukan bahwa dia sebenarnya cerdas dan tenang dalam beraksi," katanya lagi...WoW Serem !!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komment yg berbobot dan penuh kesopanan ane tunggu !